DAIRI MAJLIS ILMU

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarokatuh Alhamdulillahi Robbil 'Alamin, Wassholatu wassalamuala asyrofil anbiya iwal mursalin , Wa'ala alihi washohbihi ajma'in. Robbisrohli shodri , Wayassirli amri , Wahlul uqdatan millisaani, Yafqohu qouli . "Wahai Tuhanku, lapangkanlah Dadaku , Mudahkanlah Untukku Urusanku, dan Lepaskanlah Kekakuan Lidahku. Supaya Mereka Mengerti Perkataanku".

Google

Sedikit Sisipan Bicara Tuan Rumah

Assalamualaikum warahmatullahhi waba rokatuh.

Kepada Sahabat-sahabat dan pengunjung blog ini ,
blog ini saya dirikan hanyalah panduan dan peringatan untuk diri saya sendiri tentang setiap suruhan Allah dan ilmunya, dengan adanya ia dapatlah menambahkan ilmu serta senantiasa memperingatkan tentang KeAngungan , Kuasa Dan Kebesarannya,
tak lupa juga untuk tatapan sahabat-sahabat yang sudi melayari dan singgah di blog yang serba serbi kekurangan ini ,
dan isinya saya dapatkan dari web-web dan blog-blog yang lain, sekiranya terdapat persamaan , kesilapan , kesalahan atau tersalah info atau tersalah isi kandungan atau tulisan dengan tulus ikhlas saya menyusun jari sepuluh memohon Keampunan dan Kemaafan dari semua , sekira ada kesalahan tunjukkanlah, kalau sudi kongsilah ilmu dengan saya, tunjuk ajarlah saya ,
saya ini orang yang senantiasa baru dalam pembelajaran tentang ilmu Allah dan suruhannya , semoga blog ini bukan saja dapat menafaat diri sendiri tetapi saya amat berharap agar dapat berkongsi menafaat ini dengan sahabat-sahabat yang lain.
terima kasih diatas kunjungan dan kesudian semua berkongsi ilmu dengan saya,
mungkin diri ini amat kekurangan dari segi harta benda, duit ringgit, rupa paras dan juga lainnya,
tapi Alhamdulillah Allah tak kurangkan Ilmu, Amal, Iman, kebolehan , Akal , Fikiran , Tindakan , Kesihatankan, Kebahagiaan , dan lain-lain lagi nikmat yang Allah berikan Syukur Alhamdulillah..
Dan Sekiranya ada yang ingin untuk Copy dan Paste Silakan.....Insyaallah...

Berkat Lahaula

Assamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
Laa Haula wala Quwwata illa billahil 'aliyyil Adhim artinya Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Rasul saw bersabda : Maukah kau kutunjukkan salah satu dari pintu (yg menyampaikan ke) sorga?, yaitu
Yaa Rabby Yaa Rasulallah saw artinya Wahai Tuhanku, dan Wahai Rasul Allah, shalawat Allah dan Salam semoga selalu atas beliau, doa ini sering dibaca untuk istighatsah pada Rasul saw Laa Haula wala Quwwata illa billahil 'aliyyil Adhim (HR Sunanulkubra lilbaihaqiy
10.189).

(barangkali yg anda maksud bukan Yaa Rabby Yaa Rasulallah, tapi Yaa Sayyidiy Yaa Rasulallah yg artinya wahai Tuhanku wahai Rasulallah) ini adalah salah satu dari ucapan Tawassul dan Istightasah kepada Rasul saw, sering dipakai dalam berdoa.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

Hidup sempit jika tolak tazkirah

oleh: Ustaz Zain Hashim

Tazkirah adalah satu pendekatan yang dianggap penting bagi menyampaikan mesej agama kepada manusia. Ia bertujuan memberi kesedaran tentang hakikat tanggungjawab diri manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, iaitu mengajak manusia seluruhnya kepada yang makruf (perkara-perkara yang baik menurut pandangan Allah) dan mencegah mereka dari melakukan yang mungkar dan keji.

Peranan serta fungsi tazkirah tidak boleh dipertikaikan sejak wujudnya Nabi Adam a.s. di dunia ini hinggalah ia diperhebat serta dikemas-kini oleh baginda Nabi Muhammad s.a.w.

Berdasarkan Sirah Nabi Muhammad s.a.w., baginda telah berjaya melaksanakan tugasnya sebagai seorang nabi dan rasul dengan menyampaikan mesej daripada Allah iaitu sebagai penguasa (khalifah) dengan memastikan tazkirah sebagai wadah atau pendekatan yang cukup berkesan hingga ramai di kalangan mereka pada waktu itu yang beraliran jahiliyah bertukar kepada Islam. Ini semua hasil penerimaan mereka terhadap tazkirah yang disampaikan oleh baginda. Bagi mereka yang menolak tazkirah seperti Abu Lahab dan Abu Jahal, mereka menemui kesudahan riwayat hidup mereka dengan mati dalam kesesatan dan dimasukkan dalam api neraka Allah di akhirat.

Sehubungan itu, Allah menjelaskan menerusi ayat 124 hingga 127 surah Taha yang bermaksud: “Sesiapa yang berpaling (menolak) daripada peringatan-Ku (Allah, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah dia, Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam buta, padahal aku dahulu (di dunia) adalah orang celik dapat melihat? Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat peringatan Kami, tetapi kamu melupakannya (menolak), dan begitu pula pada hari ini (Kiamat) giliran kamu pula dilupakan. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih dahsyat dan kekal (tanpa berhenti).

Jelas daripada penjelasan ayat di atas, memberi kita panduan dan pedoman berguna, bahawa Allah SubhanAllah Wa Taala akan menghukum manusia yang ada dalam perasaan hati mereka rasa sombong untuk tidak menerima tazkirah (peringatan) yang boleh memotivasikannya menjadi manusia terbaik di sisi Allah SubhanAllah Wa Taala.

Justeru, apabila kita menyingkap kepada peninggalan sejarah generasi silam, kita dapati mereka yang berjaya bergelar ulama adalah mereka yang terdidik dengan menerima tazkirah sebagai alat memajukan mereka sebagai manusia yang sanggup berkorban untuk agama

Tiga Cara Menghilangkan Kesusahan

Tiga Cara Menghilangkan Kesusahan

Seorang pakar ketabiban kalbu mengatakan bahwa kiat untuk menghilangkan kecemasan ada tiga macam yaitu:

Mengingat Allah;

Menemui para wali Allah; dan

Mendengar nasihat orang-orang bijak.

Yang dimaksud dengan mengingat Allah adalah dengan banyak mengucakan dzikir. Adapun jenis-jenis dzikir antara lain:

Membaca tasbih, yaitu "Subhanallahi’

Membaca tahmid, yaitu "Alhamdulillahi"

Membaca tahlil, yaitu "Lailaha Illallahu"

membaca takbir, yaitu "Allahu Akbaru’

dan membaca : "Lahaula walaa quwwata illa dillahil ’adhiim"

Atau dengan cara bermunajat kepada Allah dengan mengucapkan kalimat-kalimat berikut ini:

"Wahai Dzat yang memberi pertolongan kepada siapa pun yang meminta tolong kepada-Nya dengan menyeru-Nya;

"Wahai Dzat yang memperkenankan permintaan siapa pun yang mendapat kesulitan dengan berdo’a kepada-Nya;

"Wahai Dzat Yang Maha Penyantun terhadap kesalahan orang yang mendurhakai-Nya;

"Wahai Dzat yang memberi kecukupan kepada orang yang memilih keridhaan-Nya dari pada kepentingan dunianya.

Aku memohon kepada-Mu agar dapat meraih sesuatu yang tak dapat kugapai, kecuali dengan pertolongan-Mu. Aku memohon kepada-Mu agar terhindar dari bahaya yang tak dapat kutolak, kecuali dengan kekuatan-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang mengandung kesehatan dan kesehatan yang mengandung kebaikan berkat rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pelimpah rahmat."

Yang dimaksudkan dengan wali-wali Allah dalam keterangan ini adalah para ulama dan orang-orang shalih. Adapun yang dimaksudkan dengan ucapan orang bijak adalah penjelasan atau keterangan dari para ulama yang menunjukkan kebaikan dunia dan akhirat.

Tuesday, July 29, 2008

PANDUAN MELAKSANAKAN SOLAT HAJAT
& DOA KESEJAHTERAAN

SOLAT HAJAT

Solat sunnat Hajat dilaksanakan apabila seseorang ingin memohon sesuatu dari ALLAH s.w.t. Ianya dilaksanakan sebanyak dua rakaat diikuti dengan doa setelah memberi salam.

Di antara cara untuk menunaikan solat ini adalah seperti berikut:
Pada raka’at pertama selepas doa iftitah, baca surah Al-Fatihah diikuti dengan surah Al-Kafirun sebanyak 11 kali (atau boleh juga 3 kali).
Pada raka’at yang kedua, baca surah Al-Fatihah diikuti dengan surah Al-Ikhlas sebanyak 11 kali (atau boleh juga 3 kali). Selepas memberi salam, bacalah doa seperti berikut :


Ya Allah, sesungguhnya kami bermohon pertolongan Mu, kami meminta ampun dari Mu, kami memohon petunjuk dari Mu, kami beriman dengan Mu, kami berserah kepada Mu dan kami memuji Mu dengan segala kebaikan, kami mensyukuri dan tidak mengkufuri Mu, kami melepaskan diri daripada sesiapa yang durhaka kepada Mu.

Ya Allah, Engkau yang kami sembah dan kepada Engkau kami bersolat dan sujud, dan kepada Engkau jualah kami datang bergegas, kami mengharap rahmat Mu dan kami takut akan azab Mu kerana azab Mu yang sebenar akan menyusul mereka yang kufur.

Ya Allah, jauhkan kami dari bencana perang, bencana senjata yang memusnahkan, bencana segala macam penyakit dan kesusahan. Ya Allah, hentikanlah fitnah dan pertikaian yang terjadi di dunia hari ini. Bahawasanya fitnah ini boleh membawa bencana memusnahkan kesejahteraan dan keamanan.

Ya Allah, hindarkanlah umat manusia daripada sebarang perselisihan dan permusuhan yang membawa kepada kehilangan jiwa dan kerosakan hartabenda. Selamatkanlah institusi dan tempat-tempat suci Islam dari sebarang kemusnahan.

Ya Allah, selamatkanlah kami dari segala keburukan dan janganlah Engkau jadikan kami tempat turunnya bencana, hindarkanlah kami dari segala bala kerana tidak sesiapa yang dapat menghindarkannya melainkan Engkau, ya Allah.

Ya Allah, dengan Rahmat Mu dan kasih sayang Mu, jauhkanlah kami daripada kekontangan air, kenaikan harga barang, kezaliman, fitnah dan ujian, wabak serta penyakit yang menular dan segala macam bala di negeri kami ini dan negeri-negeri mereka yang beriman serta negeri-negeri mereka yang cinta kepada keadilan dan keamanan.

Ya Allah, tiada Tuhan melainkan Engkau, Allah yang Maha Penyantun dan Pemurah. Maha Suci Allah, Tuhan Pemelihara ‘Arasy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru seluruh alam, kepada Mu kami memohon rahmatMu, dan pengampunan Mu, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa meliputi diri kami, melainkan Engkau mengampuni kami dan tidak ada sesuatu kesempitan melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak ada pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaanMu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan yang paling Pengasih dan Penyayang. (Jika ada hajat lain, boleh disebutkan di sini).

Cukuplah Allah sebagai pelindung bagi kami, Dialah sebaik-baik yang diharapkan. Sebaik-baik Pelindung dan Penolong. Selawat dan salam dari Allah ke atas penghulu kami Nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya. Maha Suci Tuhan yang empunya kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. Sejahtera atas sekalian Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Al-Fatihah…..
DOA KESEJAHTERAAN HIDUP

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمـنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah Ya tuhan kami, Ampunkanlah dosa kami dan maafkanlah kesilapan Kami Zahir ban Batin.

Ya Allah ampunkanlah Dosa kami, Dosa Kedua Ibu Bapa Kami, Dosa Keluarga kami, Dosa masyarakat kami dan dosa keseluruh umat Islam yang telah mati dan yang masih hidup.

Ya Allah Ya Tuhan kami, pohonkan apa yang telah dipohonkan oleh Rasulullah s.a.w dan kami meminta perlindungan dari apa yang pernah diminta perlindungan oleh Rasulullah. S.a.w.

Ya Allah Ya Tuhan kami, Kami pohonkanlah Syurga tanpa Hisab dan berikanlah kekuatan, Taufik dan Hidayah kepada kami kearahnya, selamatkan kami Ya Allah dari sebab-sebab yang membawa kami kearah Neraka.

Laa Haula wala Quwwata illa billahil 'aliyyil Adhim
( artinya Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung)


Ya Allah,Ya Tuhan kami, Engkau sahajalah yang mengetahui kelemahan diri kami zahir dan batin, Berikanlah kekuatan Taufik dan Hidayah kepada kami supaya kami dapat memperbaiki diri kami, tambahkanlah Ya Allah kepada kami Ilmu, Iman dan Amal-amal kami dalam Islam dan matikanlah kami dalam Islam.
Ya Allah, Ya Tuhan Kami, kami pohonkan kepada Engkau Iman yang sempurna, Ilmu yang memberi menafaat, Rezeki yang Halal, Anak yang Soleh, Rumahtangga yang Bahagia, Usia yang Berkat, Doa yang mustajab, Hajat yang tertunai, Kesihatan yang berterusan, Hutang yang terbayar keselamatan didunia dan di Akhirat nanti.

Ya allah Ya Tuhan kami, Engkau sahajalah yang mengetahui segala yang berlaku dihati kami, hidupkan hati ini , sampaikanlah hati ini kepada Engkau, Sembuhkanlah segala penyakit yang berada di hati kami, selamatkanlah hati kami dari sifat-sifat yang keji dan jauhilah kami perkara-perkara yang mematikan hati kami.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, jadikanlah hati kami hati yang sentiasa menyedari akan hakikat Ketuhanan dan Kerajaan Engkau dan masa depan kami di Akhirat nanti.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, jadikanlah hati kami ini, hati yang sentiasa menyedari masa depan kami di akhirat nanti, dan jadikanlah kami hambamu yang sentiasa bersedia untuk menghadapi masa depan kami selepas mati.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, Hidupkanlah kami dalam iman , dan matikanlah kami dalam Iman, selamatkanlah Iman kami dari segala gangguan Syaitan semasa kami menghembus nafas yang terakhir.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, selamatkanlah kami semasa berada didalam kubur, jadikanlah kami salah satu taman dari Syurga, selamatkanlah kami dari segala azab kubur, dan janganlah engkau jadikan kubur kami itu salah satu lubang lubang Neraka.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, selamatkanlah kami semasa dalam perjalanan menuju Mahsyar , selamatkan kami Ya Allah semasa di Padang Mahsyar, dan masukkanlah kami kedalam Tujuh Golongan orang yang mendapat bayangan naungan Arsy Engkau.

Ya Allah, Ya Tuhan Kami, Ampunkanlah dosa kami , dan maafkanlah kesilapan kami Zahir dan Batin semasa kami dijalankan Hisab, Hisabkanlah kami Ya Allah dengan Hisab yang sedikit, berikanlah peluang kepada kami untuk mendapat Syafaat Nabi kami, Nabi Muhammad s.a.w.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, jadikanlah hambamu ini hamba yang berjaya dalam hidup ini dan berjaya menerima suratan Amal dengan tangan kanan.

Ya Alah, Ya Tuhan kami, berikanlah kesempatan kepada kami meminum air kolam Nabi kami Al-Khauthar , selamatkanlah kami semasa menyeberangi Titian Siratulmustaqim.

Ya Allah, Ya Tuhan Kami, masukkanlah kami ke dalam Syurga Engkau bersama-sama dengan orang yang memasuki kedalamnya.

Ya Allah, Ya Tuhan kami, Perkenanlah permohonan kami ini, Mustajabkanlah doa kami ini dengan berkat Nabi kami Nabi Muhammad s.a.w. dengan berkatnya amalan kami yang paling Ikhlas.

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Subhana robbika robbal i'rzaati amma yasifun
وَصَلَّى ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Sunday, November 25, 2007

Solat

merujuk kepada sembahyang dalam agama Islam. Solat terbahagi kepada solat fardu dan solat sunat. Solat fardu diwajibkan ke atas orang Islam sebanyak 5 kali sehari pada waktu-waktu tertentu. Solat fardu merupakan salah satu dari Rukun Islam.

Solat fardhu yang wajib didirikan ialah solat lima waktu sehari semalam, iaitu subuh, zohor, asar, maghrib dan isyak.

Sekiranya seseorang tertinggal solat fardu, wajib baginya untuk mengulangkannya dengan niat qada.

Bagi mereka yang musafir, mereka diharuskan bagi solat dengan menqasar dan menjamakkannya.

Waktu-waktu solat

Solat Zohor Waktunya dimulai sejak matahari tergelincir ke barat dan berakhir di saat bayangan sesuatu benda itu sama betul panjangnya dengan benda itu. Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.

  • Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
  • Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
  • Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
  • Rakaat keempat: Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.


Solat Asar Waktunya dimulai setelah waktu Zohor habis, iaitu ketika bayangan sesuatu benda sama panjang dengan bendanya dan berakhir setelah terbenamnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:

  • Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
  • Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
  • Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
  • Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.


Solat Maghrib Waktunya dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir apabila mega merah telah hilang. Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut iaitu:

  • Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
  • Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
  • Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.


Solat Isyak Waktunya dimulai setelah hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shadiq. Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

  • Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
  • Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
  • Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
  • Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun


Solat Subuh Waktunya dimulai setelah terbit fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.

  • Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam.
  • Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.

Syarat wajib solat:

  1. Islam
  2. Baligh
  3. Berakal
  4. Suci daripada haid dan nifas bagi perempuan

Syarat sah solat:

  1. Suci badan dari dua hadas besar dan kecil.
  2. Suci dari najis sama ada di badannya, di tempat solatnya, dan di pakaiannya.
  3. Menutup aurat.
  4. Menghadap qiblat (kecuali yang uzur dan tidak terdaya)
  5. Yakin masuk waktu solat.

(nota: sekiranya sesudah tamat solat, lalu disedari perkara yang tersebut di atas terjadi - misalnya didapati ada najis di sejadah - maka perlulah diulangi solat itu kerana ianya tidak menepati syarat sah solat)

Perkara-perkara yang membatalkan solat:

  1. Keluar/kedatangan hadas.
  2. Berkata-kata dengan sengaja walau sedikit, atau ketawa.
  3. Makan/minum walau sedikit.
  4. Melakukan gerakan di luar gerakan solat tiga kali berturut-turut(mutawaliyat).
  5. Berniat keluar dari solat (mufaraqah).
  6. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
  7. Beralih arah dari kiblat dengan sengaja.
  8. Terbuka aurat dengan sengaja, atau tidak sengaja tetapi tidak segera ditutup.
  9. Berubah niat dari satu solat ke solat yang lain.
  10. Meninggalkan rukun solat.

Rukun Solat

Rukun solat ada 13:

  1. Niat.
  2. Takbiratul Ihram (Allahu Akhbar yang pertama).
  3. Berdiri bagi yang mampu.
  4. Membaca surah Al-fatihah.
  5. Rukuk dengan tama'ninah (tama'ninah: tenang dan tertib, tidak terburu-buru).
  6. Iktidal dengan tama'ninah.
  7. Sujud dua kali, dengan tama'ninah.
  8. Duduk di antara dua sujud, dengan tama'ninah.
  9. Tasyahhud Akhir dengan membaca bacaan Tasyahhud.
  10. Duduk dalam Tasyahhud akhir.
  11. Selawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. dalam Tasyahhud Akhir.
  12. Membaca salam.
  13. Tertib.

Pada mazhab Maliki dan Hanafi, baca fatihah rukun bagi solat perseorangan sahaja. (Tidak rukun bila solat jemaah, bila imam baca makmum dengar sahaja berdasarkan al-quran:-dan hendaklah kamu diam bila quran dibacakan.).

Perkara-perkara sunat semasa solat

  1. Sunat Hai'ah
  2. Sunat Ab'adh

Perkara-perkara makruh semasa solat

  • Berpaling ke kiri atau ke kanan (kecuali ketika Salam).
  • Memandang ke atas (mendongak).
  • Berdiri menggunakan sebelah kaki sahaja.
  • Berludah ke hadapan atau ke belah kanan.
  • Berlebih-lebihan membongkok dan menundukkan kepala ketika rukuk.
  • Bercekak pinggang.
  • Menyinsingkan kain atau baju.
  • Bersembahyang ketika hadir makanan (makanan dihidangkan).
  • Bersembahyang ketika berasa hendak qadha' hajat (membuang air).


ALLAH

Allah (dibaca Allaah), digunakan oleh umat Islam sebagai ganti nama kepada Tuhan mengikut dalam bahasa Arab. Kata Allah tidak digunakan secara khusus dalam agama Islam saja; penganut Kristian Arab dan orang-orang Yahudi, dan juga umat Katolik dan Protestan di Indonesia, Singapura, Sarawak, Sabah dan Malta juga menggunakannya untuk merujuk kepada Tuhan; misalnya pada Bible terjemahan bahasa Arab.

Perkataan Allah tidak boleh digunakan untuk menggambarkan jamak (banyak) atau melambangkan apa-apa jantina, atau dinamakan untuk apa-apa yang selain dari Tuhan. Asal perkataan Allah dari dua perkataan Arab; (Al-) yang memberi erti khusus dan (-ilah) memberi erti Tuhan. Sebaik-baik translasi perkataan Allah itu ialah Tuhan yang ESA Qadim Lagi Azali Perlu juga ditekankan disini, bahawa usul perkataan Allah itu timbul dari kata buat Arab ta'allaha (atau alaha) yang memberi maksud yang disembah. Oleh itu, perkataan Allah itu boleh juga bermaksud: satu-satunya yang layak disembah.

Perlu difahamkan bahawa Allah, Tuhan yang satu, yang disembah oleh umat Islam adalah Tuhan yang sama yang disembah oleh pengikut Yahudi dan Nasrani.

Islam menolak penjelmaan Tuhan didalam rupabentuk manusia atau sesuatu apa jua pun. Tiada konsep individu terpilih atau bangsa terpilih dalam Islam. Setiap manusia, tanpa mengira apa-apa tercipta dengan keadaan fitrah sama adil. Yang membezakan darjat masing-masing pada sisi Allah adalah amal dan ketakwaan individu itu sendiri.

Contoh kata-kata yang menggunakan kata Allah:

Orang Islam tidak cuba menggambarkan Allah dalam apa cara sekalipun. Sebaliknya mereka memfokuskan kepada sifat/namaNya, Sifat 20/Asmaaulhusna. Bilangan sifat Allah tidak terhad kepada 20, bahkan ada banyak lagi sifat Allah yang disebut di dalam nas al-Quran dan Hadith Nabi SAW.

Oleh itu umat Islam hanya dituntut supaya beriman iaitu percaya dan membenarkan segala nama serta sifat Allah yang dinyatakan dalam nas-nas al-Quran dan Hadith yang jelas tanpa sebarang perincian, pengurangan, penyerupaan atau pengubahsuaian, sebaliknya beriman dengan semua nama dan sifat Allah yang telah dijelaskan sendiri oleh Allah dan RasulNya.

Beriman kepada Allah adalah Rukun (asas) Iman yang pertama. Iman kepada Allah merangkumi lima aspek keesaan (ketauhidan) iaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, Tauhid Hakimiyah, Tauhid Asmaa' dan Tauhid Sifat. Aqidah tauhid (monotheism) adalah aqidah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul termasuklah Nabi Nuh, Ibrahim, Daud, Sulaiman, Musa dan Isa. Manakala Nabi Muhammad s.a.w adalah rasul terakhir yang menyempurnakan risalah aqidah tersebut kepada semua kalangan manusia tanpa mengira keturunan, bangsa, bahasa, budaya dan warna kulit.


Saturday, November 24, 2007

IMAN

Erti Iman secara harafiah dalam Islam adalah bererti percaya kepada Allah. Dengan itu orang yang beriman adalah ditakrifkan sebagai orang yang percaya (mukmin). Siapa yang percaya maka dia dikatakan beriman. Perkataan Iman diambil dari kata kerja 'aamana' -- yukminu' yang bererti 'percaya' atau 'membenarkan'. Perkataan Iman yang bererti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam surah at-Taubah ayat 62 yang bermaksud:



"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman."

Takrif Iman menurut istilah syariat Islam ialah seperti diucapkan oleh Ali bin Abi Talib r.a. yang bermaksud: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota."

Aisyah r.a. pula berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota."

Imam al-Ghazali menghuraikan makna Iman adalah: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Iman ialah membenarkan dengan hati, menyatakan dengan lisan, dan melakukan dengan anggota badan. Ringkasnya orang yang beriman ialah orang yang percaya, mengaku dan beramal. Tanpa tiga syarat ini, seseorang itu belumlah dikatakan beriman yang sempurna. Ketiadaan satu sahaja dari yang tiga itu, sudah lainlah nama yang Islam berikan pada seseorang itu, iaitu fasik, munafik atau kafir.

Rukun Iman
6 Rukun Iman bagi orang Islam iaitu :-

1. Percaya kepada Allah
2. Percaya kepada malaikat
3. Percaya kepada kitab
4. Percaya kepada nabi dan rasul
5. Percaya kepada hari akhirat
6. Percaya kepada qada dan qadar

PERCAYA KEPADA ALLAH

Konsep yang paling asas ialah percaya bahawa tuhan itu satu (Tauhid). Konsep keesaan Allah ini adalah mutlak, dan tidak relatif kepada apa apa jua yang wujud di dunia ini. Dalam Surah Al-Ikhlas,
Surah Al-Ikhlas
"Katalah (wahai Muhammad) bahawa Allah itu tunggal. Allah tempat meminta. Tidak Dia beranak dan tidak juga Dia diperanakkan.
Dan tiada yang serupa denganNya, Dialah Tuhan yang Esa."

Dalam Bahasa Melayu, perkataan Allah sememangnya dikhaskan untuk merujuk Tuhan dalam Islam. Walaubagaimanapun, perkataan Arab Allah boleh diterjemahkan juga kepada perkataan Tuhan kerana Allah bukanlah nama khas untukNya. Ini berbeza dengan Yahudi, kerana nama Yahweh adalah nama khas tuhan mereka. Walaupun tiada imej visual Tuhan atau gambaran mengenaiNya (disebabkan larangan dalam memuja sesuatu), Muslim mendefinisi Tuhan melalui sifat-sifatNya, yang dikenali sebagai 99 nama Allah.

Wajib bagi orang Islam lelaki dan perempuan yang telah baligh dan berakal untuk mengetahui sifat-sifat wajib bagi Allah, sifat-sifat mustahil dan sifat jaizNya, yang jumlah kesemuanya ada 41. Sifat-sifat wajib Allah ada dua puluh, sifat-sifat mustahil juga dua puluh dan sifat jaizNya ada satu.
(Lihat juga:Sifat-sifat Allah)

Allah ialah nama bagi Tuhan yang sebenar. Allah yang mencipta seluruh alam dan isinya. Allah yang mengatur dan menjaganya. Allah tidak boleh dilihat, tetapi bukti-bukti sangat banyak untuk menunjukkan pada akal yang waras dan adil bahawa Allah itu wajib ada. Bukan sekadar kita wajib mempercayai bahawa Allah itu ada, bahkan wajib pula kita menyembah NYA.

Untuk hendak mempercayai Allah dan menyembah NYA, manusia wajib mengenal Allah dengan betul. Dan untuk hendak mengenali Allah dengan betul, manusia mestilah mencari dan mengkaji dalil-dalil dari Al Quran, Hadis dan Akal. Jika kita tidak mengenal Allah dengan betul, nescaya akan sesat dan kafirlah kita.

PERCAYA KEPADA MALAIKAT

Rukun iman yang ketiga ialah percaya kepada Malaikat. Setiap muslim yang mengucap syahadah wajib mempercayai adanya malaikat. Malaikat juga adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya. Zat malaikat adalah halus, tidak nampak oleh mata kasar manusia biasa tetapi mampu dilihat oleh manusia yang luar biasa seperti Nabi dan Rasul. Rupa malaikat yang sebenar hanya Allah sahaja yang tahu. Namun berdasarkan hadis, malaikat mampu menjelma dalam pelbagai rupa manusia dan bentuk makhluk yang lain. Ia berakal, boleh berkata-kata dan boleh bergerak ke suatu jarak yang jauh dalam masa yang singkat. Keadaan malaikat semata-mata adalah untuk taat dan menjalankan titah perintah Allah. Malaikat itu tidak makan dan tidak minum, tidak mengantuk dan tidak tidak tidur, tidak juga ia berasa penat dan letih.

Malaikat sangat banyak bilangannya dan Allah sahaja yang tahu bilangan sebenarnya. Dalam ilmu Tauhid, umat Islam diwajibkan mengenal 10 malaikat dan tugasan mereka. Iaitu :

Jibrail : Tugasnya membawa wahyu dari Allah Ta’ala kepada Rasul-rasul dan Nabi-nabi, juga menguruskan bala seperti gempa bumi, air bah, ribut dan lain-lain lagi. Mikail : Tugasnya membawa rezeki dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, membiakkan haiwan, mengeluarkan hasil galian bumi. Israfil : Tugasnya untuk meniup “sangkakala” ketika sampai masa kiamat iaitu bumi akan hancur dab sekali lagi ia meniup sangkakala itu ketika sampai masa manusia hidup semula dan keluar dari kubur untuk perhitungan di akhirat. ‘Izrail : Tugasnya ialah mengambil nyawa, iaitu mematikan apabila sudah sampai ajal, dan tugasnya mengambil nyawa tidak akan cepat sesaat dan tidak akan lewat sesaat. Mungkar : Tugasnya menyoal orang mati di alam kubur. Nakir : Tugasnya menyoal orang mati di alam kubur. Raqib : Tugasnya ialah menulis pahala bagi orang yang membuat kebaikan. ‘Atid : Tugasnya adalah untuk menulis dosa bagi orang yang membuat mungkar dan kejahatan. Ridhwan : Tugasnya menjaga syurga. Malik : Tugasnya menjaga neraka. Frman Allah Ta’ala Surah At Tahrim ayat 66:

Malaikat itu tidak menderhaka kepada Allah mengenai apa yang DIA perintah kepada mereka, dan mereka membuat apa jua perintah oleh-NYA.

Malaikat dijadikan Allah untuk menjalankan tugas-tugas yang tertentu dan berlainan. Setiap tugasan yang diberikan Allah kepada Malaikat, akan dilakukan oleh Malaikat tanpa kompromi.

Zaman sekarang, sudah ada orang yang mendakwa mampu menghalang tugas Malaikat. Ada yang mendakwa boleh “slow talk” dengan 'Izrail untuk tidak mencabut nyawa seseorang. Sedangkan ‘Izrail yang ditugaskan untuk mencabut nyawa, apabila sudah sampai ajal seseorang sebagaimana yang tertulis di Lauh Mahfuz, 'Izrail akan menjalankan perintah yang Allah arahkan dengan mencabut ajal makhluk tersebut, tidak cepat sesaat dan tidak lewat sesaat. Begitulah yang diperjelaskan dalam ilmu Tauhid Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jelas menunjukkan dakwaan ahli bidaah ini bertentangan dengan Al Quran Surah At Tahrim ayat ke 66. Sekaligus kenyataan dan dakwaan mereka telah membatalkan keIslaman dan keimanan mereka.


Percaya adanya Malaikat yang telah diciptakan oleh Allah untuk melaksanakan perintah Allah. Allah menciptakan Malaikat dari Nur iaitu cahaya. Maka, Malaikat tidak terdiri daripada jisim dan tidak diberikan nafsu untuk makan, minum atau tidur. Malaikat juga tidak mempunyai jantina untuk memudahkan mereka mentaati Allah sepanjang masa.

PERCAYA KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Salah satu daripada Rukun Iman agama Islam adalah percaya kepada kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah.

Orang Islam percaya bahawa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan rasul untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Ia diakhiri dengan kitab Al-Quran.

Kitab-kitab yang wajib diimankan adalah:

Taurat: diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Zabur: diturunkan kepada Nabi Daud a.s. Injil: diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Al-Quran: diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Orang Islam percaya bahawa pada masa kini, kitab-kitab selain Al-Quran telah diubahsuai mengikut kehendak pihak-pihak tertentu; maka ia bukan lagi merupakan naskah-naskah yang tulen. Al-Quran menyempurnakan segala kitab-kitab yang terdahulu.

PERCAYA KEPADA NABI DAN RASUL


Beriman kepada nabi dan rasul ialah meyakini bahwa nabi dan rasul itu benar-benar diangkat oleh Allah SWT untuk membimbing manusia ke arah jalan hidup yang baik yang diridlai Allah. Islam mengajar umatnya bahawa Allah menyampaikan wahyuNya melalui malaikat kepada nabi dan rasul. Nabi ialah seorang lelaki yang dipilih Allah untuk menerima wahyu untuk kegunaan dirinya dan umatnya sahaja.

Rasul dan nabi merupakan manusia biasa. Islam menghendaki penganutnya untuk mempercayai setiap nabi dan rasul ini dan tidak membezakan mereka antara satu sama lain. Rasul pula merupakan seorang lelaki yang dipilih untuk menerima wahyu untuk dirinya serta disampaikan kepada orang lain. Dilaporkan terdapat 313 orang telah dipilih sebagai rasul sejak bermulanya penciptaan manusia. Manakala bilangan nabi pula adalah 124,000 orang (termasuk rasul). Terdapat lebih kurang 25 rasul yang dinyatakan dalam Al-Quran, termasuk Adam, Idris, Nuh, Lut, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad.

Muhammad merupakan nabi dan rasul yang terakhir. Ini bermakna tiada nabi dan rasul akan dilantik selepas kewafatan baginda. Baginda telah menyampaikan peringatan terakhir (iaitu Al Quran dan As Sunnah) kepada manusia sebelum berlakunya hari kiamat.

Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada rasul Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya.

Rasul diberi tugas oleh Allah. Secara umumnya, tugas nabi dan rasul adalah membawa kebenaran, memberikan khabar gembira dan peringatan kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah agar tidak sengsara dunia dan akhirat. Para rasul diberi wahyu oleh Allah yang membuktikan bahwa mereka adalah pembimbing dalam segala amal perbuatannya pantas dijadikan cermin tauladan.


Apakah hikmah atau faedah diadakan Rasul dan Nabi ?

Antara faedahnya ialah Allah mahu diri NYA dikenali. Rasul dan Nabi diutus kepada umat manusia agar umat manusia kenal Allah sebagai Tuhan yang menciptakan alam ini. Dengan adanya Rasul dan Nabi, manusia akan kenal dengan tepat dan siapa Tuhan yang sebenar, serta faham pula kewajipan-kewajipan yang perlu ditunaikan sebagai seorang makhluk yang diciptakan Allah SWT. Jika seseorang yang diciptakan Allah tidak kenal siapa Tuhannya yang sebenar dan tidak mengakui keagungannya dengan jalan yang sebenar, nescaya sesatlah dirinya dan segala amal kebajikan yang dilaksanakannya tiada nilai disisi Allah.

Sifat-sifat Rasul dan Nabi


Ada 4 sifat yang Wajib bagi Rasul/Nabi. Ada 4 sifat yang Mustahil bagi Rasul/Nabi. Ada satu sifat yang Harus bagi Rasul/Nabi.


1. Siddiq maknanya Benar. Apa yang disabdakan oleh Rasul/Nabi adalah benar dan dibenarkan kata-katanya. Siddiq dan sadiqul masduq. Rasul/Nabi tidak berkata-kata melainkan apa yang telah diwahyukan oleh Allah SWT. Mustahil Rasul/Nabi bersifat dengan sifat KIZZIB (Dusta ). Mustahil Rasul/Nabi mengatakan sesuatu yang tidak dia ketahui dan tidak diwahyukan Allah kepadanya. Firman Allah bermaksud: Tidaklah dia (Rasulullah SAW) mengucapkan mengikut kemahuan hawa nafsunya. Apa yang diucapkan tidak lain melainkan wahyu yang diwahyukan. (An-Najm: 3-4).


2. Sifat yang wajib bagi Rasul/Nabi adalah AMANAH. Amanah ialah Rasul/Nabi akan melakukan sesuatu serta melaksanakan hokum-hukum Allah dengan benar dan tepat sebagaimana yang diwahyukan Allah SWT. Dan juga Rasul/Nabi tidak memungkiri janji.


“Barangsiapa yang berdusta atas nama ku, siapkanlah tempatnya di dalam api neraka “ (Bukhari, Muslim )


Maka mustahil Rasul/Nabi bersifat KHIANAT iaitu tidak amanah dan mungkir janji.

3. Wajib bagi Rasul/Nabi bersifat dengan sifat TABLIGH iaitu menyampaikan. Rasul/Nabi menyampaikan kepada umatnya apa yang Allah wahyukan kepadanya. Mustahil Rasul/Nabi bersifat dengan sifat KITMAN iaitu menyembunyikan.

Wajib bagi Rasul/Nabi bersifat dengan sifat FATANAH iaitu bijaksana. Rasul/Nabi mampu memahami perintah-perintah Allah dengan betul dan tepat. Mampu pula berhadapan dengan penentang-epnentangnya dengan bijaksana dengan bukti-bukti yang kukuh . Mustahil Rasul/Nabi bersifat dengan sifat Jahlun iaitu bebal.


Dan satu sifat yang jaiz atau sifat yang harus bagi Rasul/Nabi ialah Aradhul Basyariyah iatu untuk bersifat dengan sifat-sifat yang dipunyai oleh manusia-manusia biasa. Seperti ingin makan, berkahwin, mempunyai zuriat dan sebagainya.

PERCAYA KEPADA HARI AKHIRAT

Kita wajib percaya akan datangnya Hari Kemudian atau akhirat sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an. Di terangkan bahawa pada akhir zaman akan datang suatu hari di mana semua makhluk yang ada akan menjadi rosak dan binasa, dimusnahkan dan akan dibangunkan semula. Kerana itu, hari akhirat turut mendapat julukan hari kiamat atau pembangkitan.

Setelah segalanya hancur pada hari kiamat, Allah memerintahkan kepada malaikat Israfil untuk bangun terlebih dahulu dan melaksanakan perintah Allah SWT meniup sangkakala, maka bangunlah nyawa yang telah mati untuk dihadapkan ke pengadilan Allah SWT dan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia. Itulah hari pembalasan. Siapa yang amalannya lebih banyak dengan kebaikkan akan mendapat kebahagiaan di syurga. Sebaliknya, bagi amalannya lebih banyak yang jahat akan mendapat siksaan dan ditempatkan di neraka.

PERCAYA KEPADA QADA DAN QADAR

Kita wajib percaya bahawa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau batasan-batasan yang tertentu. Tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum terjadi. Rencana sebelumnya itu Qadar atau Takdir bermaksud ketetapan. Terlaksananya berupa kenyataan, dinamakan Qada bermaksud keputusan perbuatan (pelaksanaan). Sebahagian Ulama’ menamakan takdir itu juga qada dan qada.

Al - Quran , Bacaan , Dengar Dan Hafalan


1. Al-Fâtihah 39. Az-Zumar 77. Al-Mursalât
2. Al-Baqarah 40. Ghâfir 78. An-Naba'
3. Âl-'Imrân 41. Fussilat 79. An-Nazi'ât
4. An-Nisâ' 42. Ash-Shûra 80. 'Abasa
5. Al-Mâ'idah 43. Az-Zukhruf 81. At-Takwîr
6. Al-An'âm 44. Ad-Dukhân 82. Al-Infitâr
7. Al-A'râf 45. Al-Jâthiya 83. Al-Mutaffifîn
8. Al-Anfâl 46. Al-Ahqâf 84. Al-Inshiqâq
9. At-Taubah 47. Muhammad or Al-Qitâl 85. Al-Burûj
10. Yûnus 48. Al-Fath 86. At-Târiq
11. Hûd 49. Al-Hujurât 87. Al-A'lâ
12. Yûsuf 50. Qâf. 88. Al-Ghâshiyah
13. Ar-Ra'd 51. Az-Zâriyât 89. Al-Fajr
14. Ibrahîm 52. At-Tûr 90. Al-Balad
15. Al-Hijr 53. An-Najm 91. Ash-Shams
16. An-Nahl 54. Al-Qamar 92. Al-Lail
17. Al-Isrâ' 55. Ar-Rahmân 93. Ad-Duha
18. Al-Kahf 56. Al-Wâqi'ah 94. Ash-Sharh
19. Maryam 57. Al-Hadîd 95. At-Tin
20. Tâ­Hâ. 58. Al-Mujâdilah 96. Al-'Alaq
21. Al-Anbiyâ' 59. Al-Hashr 97. Al-Qadr
22. Al-Hajj 60. Al-Mumtahinah 98. Al-Baiyinah
23. Al-Mu'minûn 61. As-Saff 99. Az-Zalzalah
24. An-Nûr 62. Al-Jumu'ah 100. Al-'Adiyât
25. Al-Furqân 63. Al-Munafiqûn 101. Al-Qâri'ah
26. Ash-Shu'arâ' 64. At-Taghâbun 102. At-Takâthur
27. An-Naml 65. At-Talâq 103. Al-'Asr
28. Al-Qasas 66. At-Tahrîm 104. Al-Humazah
29. Al-'Ankabût 67. Al-Mulk 105. Al-Fîl
30. Ar­Rûm 68. Al-Qalam 106. Quraish
31. Luqmân 69. Al-Hâqqah 107. Al-Mâ'ûn
32. As­Sajdah 70. Al-Ma'ârij 108. Al-Kauthar
33. Al­Ahzâb 71. Nûh 109. Al-Kâfirûn
34. Saba' 72. Al-Jinn 110. An-Nasr
35. Fâtir or Al­Malâ'ikah 73. Al-Muzzammil 111. Al-Masad
36. Yâ­Sîn. 74. Al-Muddaththir 112. Al-Ikhlâs or At-Tauhîd
37. As-Sâffât 75. Al-Qiyâmah 113. Al-Falaq
38. Sâd. 76. Al-Insân or Ad-Dahr 114. An-Nâs